A. ISD
Sebagai Salah Satu MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum)
ILMU SOSIAL
DASAR SEBAGAI KOMPONEN MATA KULIAH DASAR UMUM
Menghadapi masalah-masalah dalam penyelenggaraan
tridarma perguruan tinggi, demikian pula untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan negara, maka diselenggarakan program-program pendidikan umum. Tujuan pendidikan umum di perguruan tinggi adalah:
1. Sebagai usaha membantu perkembangan
kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai anggota masyarakat dan
bangsa serta agama,
2. Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap
masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan sosial yang timbul di dalam masyarakat Indonesia
3.
Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu
berpikir secara interdisipliner, dan mampu
memahami pikiran para ahli
berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian memudahkanmereka berkomunikasi.
Dengan kata lain pendidikan umum menitikberatkan pada
usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa.
Secara khusus mata kuliah dasar umum bertujuan untuk menghasilkan
warga Negara sarjana yang :
1. Berjiwa Pancasila sehingga segala
keputusan serta tindakannya mencerminkan pengalaman nilai-nilai Pancasila dan
memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan
nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
2. Taqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki toleransi terhadap pemeluk agama lain
3. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, politik maupun pertahanan keamanan
4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiahnya dan secara bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.
LATAR
BELAKANG, PENGERTIAN DAN TUJUAN ISD
Latar belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan kita oleh sejumlah para cendikiawan, terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita berbau kolonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan ari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodore van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan, teknik dan keahlian lain, dengan tujuan eksploitasi kekayaan Negara.
Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas.
1. Kemampuan Akademis : adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sistematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatif pemecahannya
2. Kemampuan Professional : adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
3. Kemampuan Personal : adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, dan tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki
pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
*Tegasnya ilmu sosial
dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang di kembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial
agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi
lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa pada
lingkungan sosialnya dapat menjadi lebih besar.
ILMU
PENGETAHUAN DI BAGI MENJADI TIGA KELOMPOK BESAR
Yaitu :
1. Ilmu-Ilmu Alamiah ( Natural Science ) ; Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas.
2. Ilmu-Ilmu Sosial ( Sosial Science ) : ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai
1. Ilmu-Ilmu Alamiah ( Natural Science ) ; Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas.
2. Ilmu-Ilmu Sosial ( Sosial Science ) : ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai
pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.
3. Pengetahuan Budaya ( The Humanities ) : bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
3. Pengetahuan Budaya ( The Humanities ) : bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
B.
Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
PENDAHULUAN
Penduduk
masyarakat dan kebudayaan adalah konsep-konsep yang pertautannya satu sama lain
sangat berdekatan. Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam
waktu yang tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di wilayah
tersebut. Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga
tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk karena
penduduk. Sudah barang tentu penduduk disini yang dimaksud adalah kelompok
manusia, bukan penduduk/populasi dalam pengertian umum yang mengandung arti
kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berkembang biak pada suatu
daerah tertentu.
PENDUDUK DAN PERMASALAHANNYA
1.
Menurut Thomas
Robert Malthus dalam buku edisi pertamanya “An Essay on the Principle of
Population” adalah bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampui
pertumbuhan persediaan makanan. Dalam dia punya esai yang orisinal, Malthus
menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Dia bilang, penduduk cenderung
tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8, 16
dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh secara
"deret hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan
seterusnya).
2.
Terdapat teori lain yang berpendapat bahwa pertambahan
penduduk itu merupakan hasil (resulta) dari keadaan sosial termasuk ekonomi,
dimana orang saling berhubungan dan terkenal sebagai teori sosial tentang pertambahan
penduduk.
3.
Ada juga yang berpendapat bahwa manusia itu dalam
kehidupannya terkait dengan alam atau daerah dimana mereka hidup. Oleh karena
itu, penduduk dunia itu bertambah karena kelahiran lebih besar dari kematian.
DINAMIKA PENDUDUK
Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu.
Dinamika
penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
1. Kelahiran atau natalitas
– Angka kelahiran atau natalitas adalah
bilangan yang menunjukkan jumlah kelahiran hidup dari tiap 1.000 penduduk per
tahun.
– Rumus: jumlah bayi lahir hidup / jumlah
penduduk dalam tahun tersebut x 1.000
– Kriteria angka kelahiran per tahun:
a. tinggi, angka natalitas >30
b. sedang, angka natalitas 20 – 30
c. rendah, angka natalitas <20.
2. Kematian atau mortalitas
– Angka kematian atau mortalitas adalah
bilangan yang menunjukkan jumlah kematian dari tiap 1.000 penduduk per tahun.
– Rumus: jumlah kematian / jumlah penduduk
dalam tahun tersebut x 1.000
– Kriteria angka kematian per tahun:
a. tinggi, angka mortalitas >18
b. sedang, angka mortalitas 14 – 18
c. rendah, angka mortalitas <14.
3. Migrasi atau perpindahan
– Migrasi adalah perpindahan penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain.
– Macam migrasi: emigrasi, imigrasi,
urbanisasi, remigrasi, transmigrasi.
KOMPOSISI PENDUDUK
Komposisi penduduk
merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan
membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin. Dengan begitu
dapat disusun apa yang disebut dengan piramida penduduk.
Berdasarkan
komposisinya piramida penduduk dibedakan atas :
-
Piramida
Penduduk Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang
tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan
penduduk yang cepat.
-
Piramida Penduduk (Stasioner)
Bentuk piramida
penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang hampir sama dengan tingkat
kematian atau bersifat stasioner. Pertumbuhan penduduk cenderung tetap.
-
Piramida
Penduduk Tua (Constructive)
Bentuk piramida
penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat
kematian atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam
menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan.
PERSEBARAN PENDUDUK
Terjadi
karena kecenderungan manusia untuk memilih daerah yang subur untuk tempat
tinggalnya, sehingga pada akhirnya terjadi ketidakseimbangan penduduk yang membuat
harus pindah ke daerah yang lain.
PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Menurut Selo
Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan
kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar
kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk kepentingan masyarakat.
Rasa yang meliputi
jiwa manusia mewujudkan sega norma dan nilai masyarakat yang perlu untuk
mengatur masalah-masalah kemasarakatan
alam arti luas., didalamnya termasuk, agama, ideology, kebatinan,
kenesenian dan semua unusr yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia.
Yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjtunya cipta merupakan kemampuan
mental, kemampuan piker dari orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara
lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Rasa dan cipta dinamakan
kebudayaan rohaniah. Semua karya, rasa dan cipta dikuasai oleh karsa dari
orang-orang yang menentukan kegunaannya, agar sesuai dengan kepentingan
sebagian besar, bahkan seluruh masyarakat.
Hingga dari semua
itu dapat dirincikan menjadi 7 unsur kebudayaan, yaitu:
1.
Unsur religi
2.
Sistem kemasyarakatan
3.
Sistem peralatan
4.
Sistem mata pencaharian hidup
5.
Sistem bahasa
6.
Sistem pengetahuan
7.
Seni
Setelah itu di
dapat setidaknya 3 wujud, yaitu:
1.
Wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma,
peraturan dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya
abstrak, lokasinya aa dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup
2.
Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat
3.
Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia
KEBUDAYAAN HINDU, BUDDHA, DAN ISLAM
Dimulai
dari abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia khususnya ke Pulau Jawa dan
pada abad ke-5 ajaran Buddha atau budhisme pun masuk dan lebih maju dari pada
hinduisme.
KEBUDAYAAN ISLAM
Ada
bukti bahwa agama Islam sudah masuk ke Indonesia pada abad ke-15 dengan adanya
makam wanita Islam di Kota Gresik. Pada abad ke-15 dan ke-16, agama Islam telah
dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut wali sanga.
Hingga pada akhirnya agama Islam menjadi penganut terbesar di Indonesia dan
mengalahkan agama Hindu maupun Buddha.
KEBUDAYAAN BARAT
Salah
satu contohnya sudah ada sejak penjajahan kolonial Belanda, dimulai dari perdagangan,
sistem pendidikan, penguasaan dan kekuasaan perusahaan Belanda (VOC) hingga
pemerintahan.
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Opini
umum menyatakan bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian
bangsa yang bersangkutan. Pengaruh dapat dilihat dari sikap pemilik kebudayaan
itu sendiri. Manakala pemilik kebudayaan itu menganggap bahwa segala sesuatu
yang terangkum dan terlebur dalam segala materi kebudayaan itu sebagai sesuatu
yang logis, normal, serasi, dan selaras dengan kodrat alam dan tabiat
asasi manusia dan sebagainya.
PRANATA SOSIAL DAN INSTITUSIONALISASI
Untuk
menjaga agar hubungan antar anggota masyarakat dapat berjalan sesuai harapan,
maka dapat di bedakan menjadi:
a) Cara
(Usage), yaitu :
Menunjuk pada suatu bentuk perbuatan, mempunyai
kekuatan mengikat yang paling lemah.
b)
Kebiasaan (Folk Ways)
Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih
tinggi daripada cara (usage).
c) Tata
Kelakuan (Mores)
Tata kelakukan merupakan perilaku yang diakui dan
diterima oleh masyarakat sebagai norma pengatur yang bersumber dari kebiasaan.
d)
Adat-istiadat (Custom)
Tata kelakuan yang kekal dan kuat integrasinya
(menyatunya) dengan pola-pola perilaku masyarakat, lama-kelamaan meningkat
kekuatan mengikatnya menjadi adat-istiadat.
Dr. Koentjaraningrat
membagi lembaga sosial atau pranata-pranata sosial/kemasyarakatan menjadi 8
macam sebagai berikut.
1.
Lembaga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah
(scientific institutions). Contoh: Metode ilmiah, penelitian, pendidikan
ilmiah, dan lain-lain.
2.
Lembaga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi (aesthetic and recreational
institutions). Contoh: Seni rupa, seni drama, sport, dan lain-lain.
3.
Lembaga yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan
kekerabatan (Kinship) atau domestic institutions. Contoh: Pertunangan,
perkawinan, perceraian, dan lain-lain.
4.
Lembaga yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
untuk mata pencaharian tertentu (economic institutions). Contoh: Pertanian,
peternakan, perburuhan, industri, dan lain-lain.
5.
Lembaga yang bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan,
dan pendidikan (educational institutions). Contoh: TK, SD, SMP, SMA, Pondok
Pesantren, dan lain-lain.
6.
Lembaga yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan atau
alam gaib (religious institutions). Contoh: Gereja, masjid, doa, kenduri, dan
lain-lain.
7.
Lembaga yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
untuk mengatur kehidupan kelompok atau negara (political institutions). Contoh:
Pemerintahan demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, adat, tokoh
masyarakat, dan sebagainya.
8.
Lembaga yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmani
manusia (consultive institutions). Contoh: Pemeliharaan kecantikan, kesehatan,
kedokteran, dan lain-lain.
Studi Kasus
Mengenai Perubahan dan Perkembangan Kebudayaan
Pembahasan masalah
Kebudayaan
lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus
tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya.
Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang
sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya
zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya,
masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis
dibandingkan dengan budaya lokal.
Banyak
faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya
masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya
merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian
bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya
lokal mulai dilupakan.
Faktor
lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas
bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar
tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup
kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena
suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh
terhadap perkembangan di negaranya.
Dimasa
sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit
demi sedikit. Hal ini sangatlah
berkaitan erat dengan
masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita. Sebagai
contoh budaya dalam tata cara berpakaian. Dulunya
dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan
tertutup. Akan tetapi akibat
masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah. Sekarang berpakaian yang membuka aurat
serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat di dalam masyarakat kita. Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan
yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh budaya luar. Masyarakat sekarang lebih memilih
makanan-makanan yang berasal dari luar seperti KFC, steak, burger, dan lain-lain. Masyarakat menganggap makanan-makanan
tersebut higinis, modern, dan praktis. Tanpa
kita sadari makanan-makanan tersebut juga telah menjadi menu keseharian dalam
kehidupan kita. Hal ini mengakibatkan
makin langkanya berbagai jenis makanan tradisional. Bila hai ini terus terjadi maka tak dapat
dihindarkan bahwa anak cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan
tradisional yang berasal dari daerah asal mereka.
Tugas
utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan,
menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat
memperkokoh budaya bangsa yang akan mengharumkan
nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleh
negara lain.
Berikut beberapa
hal yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya :
1. Kekuatan
Keanekaragaman
budaya lokal yang ada di Indonesia
Indonesia
memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapat dijadikan
sebagai ke aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain.
Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap
daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian,
alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan
kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.
Kekhasan budaya
Indonesia
Kekhasan
budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memiliki kekuatan tersendiri. Misalnya rumah adat, pakaian adat,
tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal
ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis asing
yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat
daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini
membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang unik.
Kebudayaan Lokal
menjadi sumber ketahanan budaya bangsa
Kesatuan
budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili
identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta
diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
2. Kelemahan
Kurangnya kesadaran
masyarakat
Kesadaran
masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim.
Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan
perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan
zaman, asalkan masih tidak meninggalkan
ciri khas dari budaya tersebut.
Minimnya
komunikasi budaya
Kemampuan
untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi ke salah pahaman tentang budaya yang dianut.
Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang
akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.
Kurangnya
pembelajaran budaya
Pembelajaran
tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang
sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui
pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam
membangun budaya bangsa serta bagaimana
cara mengadaptasi budaya lokal di tengah perkembangan zaman.
3. Peluang
Indonesia
dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya
Apabila
budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai
negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasional.
Kuatnya budaya
bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha
masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya
bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara
budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.
Kemajuan
pariwisata
Budaya
lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat
dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi
hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.
Multikulturalisme
Dalam
artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau, Dr.Junaidi
SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme memberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan
budaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini adalah
pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.
4. Tantangan
Perubahan
lingkungan alam dan fisik
Perubahan
lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk
mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan
fisik, pola pikir serta pola hidup masyarakat juga ikut berubah
Kemajuan Teknologi
Meskipun
dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi
salah satu faktor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya,
sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya
kelautan/daratan) di kawasan Maluku dan
Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara serta musim
penangkapan ikan di
wilayah adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.
Masuknya Budaya
Asing
Masuknya
budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga.
Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah
perkembangan zaman.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar